Rabu, 24 Desember 2008

Manajemen BMT


Memang yang terjadi sekarang ini dimana banyaknya BMT yang bermunculan dikarenakan pengelolaan bisnis ini relatif sederhana. namun tidak sedikit pula BMT yang harus tutup dikarenakan banyak hal, sehingga muncullah beberapa pelesetan yang mengatakan BMT = Baru Muncul Tenggelam.
Tidak dipungkiri oleh beliau bahwa banyaknya BMT yang tutup dikarenakan beberapa hal antara lain, pengelolaan manajemen yang tidak bertanggung jawab, nasabah yang tidak jujur, modal yang kurang, kurang mendapat kepercayaan dari masyarakat. Sebagai contoh : beliau pernah memberikan modal awal kepada sebuah BMT di suatu daerah di Sulawesi Selatan, belum cukup 1 tahun pengelola BMT tersebut mendatangi beliau untuk kembali meminta tambahan modal, menurut pengelola tersebut perlu untuk membeli kendaraan untuk operasional. (belum setahun sudah minta kendaraan operasional hehehehe). padahal sebenarnya diharapkan dari pengelolaan dana awal tadi dapat menghasilkan untuk yang kemudian dapat digunakan untuk membeli inventaris kantornya.
Dalam mengelola BMT sebaiknya ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan :
1. BMT seharusnya bersentuhan langsung dengan masyarakat atau sektor riil
2. Pengelolaan Zakat sebaiknya dikelola oleh BMT.
3. Agar BMT tidak memberikan porsi yang besar untuk sektor konsumsi namun lebih mendorong pada kegiatan yang produktif.
4. Setiap BMT harus memiliki business plan yang jelas
5. BMT bisa bekerja sama dengan petani dalam memasarkan berasnya, dengan industri kecil dalam memasarkan produknya.


Sungguh menyenangkan menjadi seorang moderator, bisa duduk bersama dengan orang-orang hebat. Contohnya hari sabtu tanggal 13 Desember 2009, saya berkesempatan untuk menjadi moderator dari Bapak Prof Halide dengan materi manajemen lembaga keuangan syariah mikro (BMT = Baitul Mall wa Tamwil) yang dilaksanakan di kampus LP3I BC Makassar. Beliau memaparkan tentang bagaimana lembaga keuangan syariah semakin menjadi favorit sekarang ini, bukan dikarenakan keptusan pemerintah agar setiap bank membuka lembaga keuangan syariah namun menurutn beliau metode syariah lebih menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan lembaga keuangan konvensional. Selain itu, lembaga keuangan syariah lebih cocok untuk masyarakat islam yang memang diharamkan untuk memakan riba.

Beliau di tahun 1960-an adalah salah satu pencetus berdirinya IDB (Islamic Development Bank) yang akhirnya dikelola oleh arab saudi. Konsepnya adalah sistem perbankan konvensional yang menggunakan perhitungan bunga yang merupakan riba bisa dihilangkan dengan menggunakan konsep islam. Beliau juga merupakan salah satu pemilik saham pertama dari Bank Muamalat, namun dikarenakan semakin banyaknya orang yang berminat pada bank ini, maka nilai saham beliau turun dan dianggap tidak artinya lagi.

Selasa, 23 Desember 2008

Sertifikasi Kompetensi Maritim


Dalam kegiatan tersebut, dihadiri oleh kepala sub dinas perhubungan laut Bapak Muhlis Rahman yang membawakan materi tentang sertifikasi profesi bidang maritim yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan Laut. Hal ini memang diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 18 Tahun 1995 tentang pendidikan, ujian negara dan sertifikasi kelautan. Hal ini memang wajib dimiliki oleh tenaga kerja maritim khususnya kalangan officer atau perwira kapal. pelaksanaan uji kompetensi departemen perhubungan laut dilaksanakan di institusi, akademi atau badan diklat kemaritiman yang telah diberikan lisensi pelaksanaan uji kompetensi.

Hadir pula dalam kegiatan tersebut adalah pengurus LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) Maritim yang datang dari Jakarta untuk mengsosialisasikan akan sertifikasi profesi ini. Awalnya para peserta meragukan tentang sertifikasi profesi ini dikarenakan mereka beranggapan bahwa para tenaga kerja yang akan bertugas dikapal itu hanya di sertifikasi oleh departemen perhubungan. Ternyata, ada perbedaan antara sertifikasi yang dilakukan oleh departemen perhubungan dengan sertifikasi yang dilakukan oleh LSP Maritim.

Departemen perhubungan hanya melakukan sertifikasi bagi calon tenaga kerja akan bertugas pada posisi perwira atau officer kapal, sedangkan LSP maritim melakukan sertifikasi pada tenaga kerja non-officer kapal misalnya ships cook. welding/pengelasan di laut, tenaga bongkar muat di pelabuhan dsb.

Namun bagi yang akan bekerja di laut tetap harus mengikuti diklat keamanan laut memiliki sertifikatnya, buku pelaut dsb pula. Hal inilah yang membedakan antara sertifikasi departemen perhubungan laut dan LSP Maritim

Selain itu, dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh kepala balai kompetensi dinas tenaga kerja dan transmigrasi Prop Sulawesi Selatan Bapak M. Djafar yang mengungkapkan peluang tenaga kerja Indonesia di dunia internasional. Terungkap bahwa tenaga kerja di daerah eropa dan timur tengah membutuhkan tenaga kerja bidang maritim seperti crew kapal pesiar, nelayan dsb.

Berhubung di Sulawesi Selatan belum terbentuk LSP Maritim, maka diharapkan dari sosialisasi yang terlaksana tersebut dapat dijadikan awal dalam pembentukan asosiasi kemudian berlanjut dengan pembentukan LSP Maritim. Hal ini menjadi pekerjaan lanjutan yang akan dikerjakan oleh pihak BKSP dibawah kepemimpinan Bpk H.A.M. Yusran Paris.


Jaman sudah berubah, dulu untuk dapat bekerja, dengan modal ijasah orang dapat dengan mudah diterima bekerja. namun sekarang, selain memiliki status pendidikan formal yang ditandai dengan memiliki selembar kertas yang bernama ijasah, seorang calon tenaga kerja diharuskan memiliki kompetensi/keahlian sesuai dengan bidang kerja yang akan ditekuninya.
Sabtu tanggal 20 Desember lalu di Kantor Kadin Makassar dilaksanakan sosialisasi sertifikasi kompetensi bidang maritim. Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama BKSP Sulawesi Selatan dan Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan dalam rangka sosialisasi tentang perlunya sertifikasi tenaga kerja yang akan masuk di dunia kerja.

Senin, 22 Desember 2008

Analisis Keunggulan bersaing



"Semut di seberang pulau terlihat, gajah didepan mata tak nampak". Ungkapan seperti ini menjadi sangat penting untuk dapat berhasil dalam peperangan di bidang marketing. Terkadang hal tersebut tidak menjadi perhatian utama oleh para marketer, semuanya sibuk dengan menganailisa dari pesaing-pesaing mereka padahal apa yang sedang terjadi dilingkungan dirinya tidak terperhatikan.
Maka diperlukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa keunggulan agar dapat bersaing di pasar.
1. Analisis Potensi Unggul
Dalam hal ini yang diperlukan adalah bagaimana mengetahui sumber-sumber daya yang ada dalam lingkungan kita dapat memacu proses marketing. contohnya : Sumber daya Alam, Sumber daya Manusia, Teknologi Informasi, Sistem dan prosedur kerja dan lain sebagainya.
2. Analisis Posisi Unggul
Perlu diketahui hal-hal yang menjadikan perusahaan kita menjadi unggul dalam persaingan pasar. disini yang perlu dianalisa adalah hal-hal yang menjadi kelebihan kita dibandingkan dengan perusahaan lain. hal ini dapat berguna dalam perbaikan dan pengembangan produk, proses, price dan lainnya.
3. Analisa Output Unggul
Yang terakhir adalah menghasilkan output yang dapat digunakan oleh pembeli (konsumen) dan tentunya menjadi pelanggan/kustomer yang akan menjadi pembeli tetap dari produk perusahaan kita.
dan tentunya, hasil akhir yang diharapkan dari analisa diatas adalah menghasilkan PROFIT YANG MAKSIMAL untuk perusahaan

Minggu, 21 Desember 2008

Cerita : Ditilang Polisi

Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti.
Jono menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari
kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing.
Hey, itu khan Bobi, teman mainnya semasa SMA dulu.
Hati Jono agak lega.
Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.
"Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!"
"Hai, Jon." Tanpa senyum.
"Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru.
Istri saya sedang menunggu di rumah."
"Oh ya?"
Tampaknya Bobi agak ragu. Nah, bagus kalau begitu.

"Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan
segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong."
"Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi
lampu merah di persimpangan ini."

Oooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jono harus ganti strategi.

"Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu
merah.. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala."

Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

"Ayo dong Jon. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIM-mu."

Dengan ketus Jono menyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan
menutup kaca jendelanya. Sementara Bobi menulis sesuatu di buku
tilangnya. Beberapa saat kemudian Bobi mengetuk kaca jendela. Jono
memandangi wajah Bobi dengan penuh kecewa.Dibukanya kaca jendela itu
sedikit.
Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa
berkata-kata Bobi kembali ke posnya. Jono mengambil surat tilang yang
diselipkan Bobi di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata
SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku.
Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jono membuka dan
membaca nota yang berisi tulisan tangan Bobi.

"Halo Jono, Tahukah kamu Jon, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan.
Sayang, ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos
lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas,
ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami
satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar
Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan
kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga
kali ini. Maafkan aku Jon. Doakan agar permohonan kami terkabulkan.
Berhati-hatilah. (Salam, Bobi)".

Jono terhenyak.. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bobi. Namun,
Bobi sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan
pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak menentu sambil berharap
kesalahannya dimaafkan... . ....

Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain.
Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat
berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati



Ditilang Polisi , dan Polisi itu temenku

Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau.
Jono segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat.
Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat, sehingga lampu merah
biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lengang.
Lampu berganti kuning. Hati Jono berdebar berharap semoga ia bisa
melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah
menyala.Jono bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. "Ah, aku tak
punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak," pikirnya sambil terus
melaju.

Prit!

Selasa, 09 Desember 2008

NLP - Karet Gelang

Suatu kali saya membutuhkan karet gelang, Satu saja. Shampoo yang akan saya bawa tutupnya sudah rusak. Harus dibungkus lagi dengan plastik lalu diikat dengan karet gelang. Kalau tidak bisa berabe. Isinya bisa tumpah ruah mengotori seisi tas. Tapi saya tidak menemukan satu pun karet gelang. Di lemari tidak ada. Di gantungan-gantungan baju tidak ada. Di kolong-kolong meja juga tidak ada.

Saya jadi kelabakan. Apa tidak usah bawa shampoo, nanti saja beli di jalan.Tapi mana sempat, waktunya sudah mepet. Sudah ditunggu yang jemput lagi. Akhirnya saya coba dengan tali kasur, tidak bisa. Dipuntal-puntal pakai kantong plastik, juga tidak bisa. Waduh, karet gelang yang biasanya saya buang-buang, sekarang malah bikin saya bingung. Benda kecil yang sekilas tidak ada artinya, tiba-tiba menjadi begitu penting.



Saya jadi teringat pada seorang teman waktu di Yogyakarta dulu. Dia tidak
menonjol, apalagi berpengaruh. Sungguh, Sangat biasa-bisa saja. Dia hanya
bisa mendengarkan saat orang-orang lain ramai berdiskusi. Dia hanya bisa
melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Itu pun kadang-kadang salah,
Kemampuan dia memang sangat terbatas.

Tetapi dia sangat senang membantu orang lain; entah menemani pergi,
membelikan sesuatu, atau mengeposkan surat. Pokoknya apa saja asal membantu
orang lain, ia akan kerjakan dengan senang hati. Itulah sebabnya kalau dia
tidak ada, kami semua, teman-temannya, suka kelabakan juga. Pernah suatu
kali acara yang sudah kami persiapkan gagal, karena dia tiba-tiba harus
pulang kampung untuk suatu urusan.

Di dunia ini memang tidak ada sesuatu yang begitu kecilnya, sehingga sama
sekali tidak berarti. Benda yang sesehari dibuang-buang pun, seperti karet
gelang, pada saatnya bisa menjadi begitu penting dan merepotkan.

Mau bukti lain? Tanyakanlah pada setiap pendaki gunung, apa yang paling
merepotkan mereka saat mendaki tebing curam? Bukan teriknya matahari. Bukan
beratnya perbekalan. Tetapi kerikil-kerikil kecil yang masuk ke sepatu.

Karena itu, jangan pernah meremehkan apa pun. Lebih-lebih meremehkan diri
sendiri. Bangga dengan diri sendiri itu tidak salah. Yang salah kalau kita
menjadi sombong, lalu meremehkan orang lain

Sumber ; Unknown
RAHMADSYAH
Certified Master NLP Practitioner I 081511448147 I Motivator & Trauma
Therapist
www.rahmadsyah.co.cc
Back to top
Reply to sender | Reply to group | Reply via web post
Messages in this topic (1)

7.
Info Buku: NLP-New Technology for Achievement
Posted by: "Teddi Prasetya Yuliawan" tpyuliawan@gmail.com tpyuliawan
Tue Dec 9, 2008 6:30 am (PST)
Dear NLPers,

Siang tadi saya menemukan sebuah buku NLP bagus di Gramedia. Ini sebenarnya
buku lama, tulisan para trainer di NLP Comprehensive, salah satu lembaga NLP
terkemuka. Ditulis salah satunya oleh Charles Faulkner.

Buku ini bagus sekali, karena memberikan dasar pemahaman dan latihan yang
bejibun di dalamnya. Saya rekomendasikan bagi Anda yang newbie maupun
junkies di NLP.

Saya rasa ini buku diterjemahkan kembali, karena yang saya punya rupanya
beda penerbit. Dan, setelah saya lihat2 sekilas, terjemahan yang baru ini
sepertinya lebih baik dibanding yang lama. Ya, lumayan lah bagi Anda yang
sedang memulai perjalanan, menyelami samudera NLP.

Jumat, 05 Desember 2008

Hati-hati kalo ditilang

Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja kebutuhan, saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan sopir taksi.

Polisi (P) : Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK?
Sopir ( Sop ) : Baik Pak?

P : Mas tau..kesalahannya apa?

Sop : Gak pak

P : Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yg memang gak standar) sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang?lalu menulis dengan sigap

Sop : Pak jangan ditilang deh? wong plat aslinya udah gak tau ilang kemana? kalo ada pasti saya pasang

P : Sudah?saya tilang saja?kamu tau gak banyak mobil curian sekarang? (dengan nada keras !! )
Sop : (Dengan nada keras juga ) Kok gitu! taksi saya kan Ada STNK nya pak , ini kan bukan mobil curian!

P : Kamu itu kalo di bilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas) kamu terima aja surat tilangnya (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH)
Sop : Maaf pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya?Saya mau yg warna BIRU aja

P : Hey! (dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 Hari ini form biru itu gak berlaku!
Sop : Sejak kapan pak form BIRU surat tilang gak berlaku?

P : Inikan dalam
rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU? Dulu kamu bisa minta form BIRU? tapi sekarang ini kamu Gak bisa? Kalo kamu gak kamu ngomong sama komandan saya (dengan nada keras dan ngotot)

Sop : Baik pak, kita ke komandan bapak aja sekalian (dengan nada nantangin tuh polisi)

Dalam hati saya ?berani betul sopir taksi ini ?
P : (Dengan muka bingung) Kamu ini melawan petugas!?
Sop : Siapa yg melawan!? Saya kan cuman minta form BIRU? Bapak kan yang gak mau ngasih

P : Kamu jangan macam-macam yah? saya bisa kenakan pasal melawan petugas!
Sop : Saya gak melawan!? Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja pak saya foto bapak aja deh? kan bapak yg bilang form BIRU gak berlaku (sambil ngambil HP)

Wah ? wah hebat betul nih sopir ?. berani, cerdas dan trendy ? (terbukti dia mengeluarkan hpnya yang ada berkamera.
P : Hey! Kamu bukan wartawankan! ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin (sambil
berlalu)

Kemudian si sopir taksi itupun mengejar itu polisi dan sudah siap melepaskan ?shoot pertama? (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lagi )

P 2 : Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu
Sop : Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih (sambil tunjuk polisi yg menilangnya)

lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yg menghalau tadi menghampiri si sopir taksi

P 2 : Mas mana surat tilang yang merah nya? (sambil meminta)
Sop: Gak sama saya pak?. Masih sama temen bapak tuh (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang)

P : Sini tak kasih surat yang biru (dengan nada kesal)

Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp..30.600 sambil berkata ?nih kamu bayar sekarang ke BRI ? lalu kamu ambil lagi SIM kamu disini, saya tunggu?..

S : (Yes!!) Ok pak ..gitu dong kalo gini dari tadi kan enak?

Kemudian si sopir taksi segera menjalnkan kembali taksinya sambil berkata pada saya, ?Pak .. maaf kita ke ATM sebentar ya ... mau transfer uang tilang . Saya berkata ya silakan.

Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, ? ?Hatiku senang banget pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu.? ?Untung saya paham macam2 surat tilang.?

Tambahnya, ?Pak kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI?. Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum!?

Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut:

SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan Dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat.

Itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang, Dan
oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai tilang... Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat, disinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai

tilang..

SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda.

Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN).

Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk di tukar dengan SIM/STNK kita di kapolsek terdekat dimana kita ditilang.

You know what!? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50ribu! dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA.

Kamis, 04 Desember 2008

Banyak belajar dari Butet Manurung

Jakarta, Kompas - Pemberantasan korupsi dianggap tidak cukup hanya dengan cara represif melalui penegakan hukum, melainkan pula dengan cara edukatif. Untuk itu, diresmikan "Sekolah Antikorupsi" Pangeran Diponegoro yang bertempat di SMAN 3 Jakarta.

Demikian ungkap Jaksa Agung Hendarman Supandji ketika membuka Sekolah Antikorupsi Pangeran Diponegoro, Kamis (4/12). Sekolah dalam hal ini bermakna sebagai sebuah wadah yang berfungsi sebagai media pembelajaran dan pendidikan, tetapi tidak merujuk kepada tata aturan kurikulum atau fisik sekolah secara formal.

Dalam acara tersebut juga diselenggarakan simulasi Sekolah Antikorupsi, semacam sosialisasi dengan gaya lebih interaktif. Para peserta simulasi diminta menuliskan arti penting kejujuran bagi mereka dan kemudian mendiskusikannya melalui tanya jawab yang dipimpin penggiat Sekolah Antikorupsi sekaligus Ketua Umum Karang Taruna Nasional, Dody Susanto.

Jaksa Agung Hendarman mengatakan, lewat pendidikan dapat ditanamkan betapa jahatnya korupsi. Para peserta didik nantinya diharapkan dapat menjadi kader untuk ikut menyosialisasikan antikorupsi.

Penggiat Sekolah Antikorupsi, Dody Susanto, mengatakan, Sekolah Antikorupsi itu merupakan bentuk gerakan budaya di kalangan muda untuk pemberantasan korupsi.

Beberapa waktu lalu juga telah diresmikan Program Kantin Kejujuran di sejumlah sekolah yang melatih siswa bersikap jujur dengan membeli dan membayar barang secara swalayan, tanpa pelayan. (INE/IDR)

"Bertemu gajah lihat gadingnya, bertemu harimau lihat belangnya."

Cenderung dewasa ini kita sering lupa untuk menghargai sesama kita, terkadang kita selalu ingin untuk dihargai,tanpa mau menghargai orang lain. Di kantor kita ingin dihargai sesama rekan atau atasan kita, dijalan kita selalu mau dihargai orang lain tanpa mau menghargai orang lain. pernah kah anda bertanya pada diri sendiri, bagaimana mau dihargai oleh orang lain kalau kita tidak menghargai orang lain terlebih dahulu. Lalu kemana sikap saling menghargai Bangsa Indonesia Hilang?

Pernahkah dalam hidup anda merasa kesal karena orang lain tidak menghargai Anda. Barangkali Anda juga sering marah karena orang lain tidak memperhatikan Anda. Suka atau tidak, kita hidup dengan berinteraksi dengan orang lain. Lalu, bagaimana cara kita membina hubungan baik dengan orang lain agar hidup kita menjadi lebih menyenangkan.

Mungkin kah anda hidup sendiri, tanpa membutuhkan orang lain, Pernahkah Anda membayangkan jika segala sesuatu harus dilakukan sendiri, jika pun bisa pasti memakan waktu yang lama dan hal tersebut itu sangat melelahkan, merepotkan, atau bahkan tidak mungkin dilakukan. jadi hal tersebut adalah salah satu sebab Mengapa kita Harus Menghargai Orang Lain.

Lalu bagaimana Cara memulai menghargai orang lain? sangatlah mudah. Carilah kelebihan-kelebihan setiap orang yang anda temui maka anda akan melihatnya sebagai orang yang berharga. Anda pun bisa menghargai sebagai sesama manusia atau sesama ciptaan tuhan, janganlah terus memancarkan keakuan diri kita, merasa kita lebih pandai, lebih pintar, lebih kaya atau lebih segala-galanya. Coba anda fikirkan apakah kita bisa disebut lebih pintar kalau tidak ada orang yang bodoh? Atau walaupun kita kaya ketika kita membutuhkan makanan, mungkinkah kita membuat masakan sendiri, misal kita ingin makan nasi kita harus membeli dari pedangang yang ada, atau membeli pada restoran yang ada. hal ini menjelaskan bahwa walau kita punya harta, ilmu tapi kita masih membutuhkan orang lain bukan.

Dari hal tersebut lah kita bisa belajar untuk saling menghargai sesama kita, apakah beberapa alasan tersebut tidak menggugah anda untuk menghargai orang lain, Kalau sudah tidak ada lagi alasan bagi anda untuk menghargai seseorang, bisa jadi memang diri anda tidak berharga. Kata orang sih agak sulit menghargai orang lain. Bisa jadi pendapat ini benar. Karena secara fitrah, manusia selalu ingin "dihargai", bukan "menghargai". Artinya, manusia itu benar-benar egosentris. Dia selalu ingin "difahami", namun jarang sekali berusaha untuk "memahami". Akibatnya, berat untuk hormat dan menghargai orang lain.

Dalam Islam, sikap menghargai orang lain merupakan identitas seorang Muslim sejati. Seorang yang mengakui dirinya Muslim, 'wajib' mampu menghargai orang lain. Baginda Rasulullah SAW menjelaskan, "Tidak termasuk golongan umatku orang yang tidak menghormati mereka yang lebih tua dan tidak mengasihi mereka yang lebih muda darinya, serta tidak mengetahui hak-hak orang berilmu." (HR. Ahmad).

Tahukah Anda bahwa orang lain akan lebih menghargai orang yang menghargai mereka? Nah, sebelum kita menuntut orang lain menghargai kita, kita perlu terlebih dahulu menghargai mereka. Kuncinya hanya satu: buat orang lain merasa penting dan berharga. dengan cara
a.) Kenali Orang-orang Sekitar
b.) Fokus pada Kelebihan (karena semua orang pasti punya kelemahan)
c.) Bangun Hubungan Saling Percaya
d.) Selalu Mulailah menyapa seseorang terlebih dahulu (jangan tunggu ditegur)
e.) Selalu keluarkan Senyum yang tulus bagi setiap orang

Banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan jika kita mau menghargai orang lain: kita bisa saling membantu, saling menguatkan, dan saling menguntungkan sehingga hidup menjadi lebih menyenangkan karena untuk mendukung kesuksesan kita kita butuh untuk bisa menghargai orang lain. Selalu sukses untuk anda... semoga kita bisa memulai kehidupan bermasyarakat dengan baik berdasarkan sikap saling menghargai

"Bertemu gajah lihat gadingnya, bertemu harimau lihat belangnya."

Rabu, 03 Desember 2008

SBY jamin angkat guru bantu jadi PNS

JAKARTA - Menjelang Pemilu 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono semakin rajin mengucapkan janji yang menyenangkan hati rakyat. Sehari setelah menjanjikan harga solar turun bulan depan, SBY kembali menebar angin surga dengan menjamin akan mengangkat seluruh guru bantu yang sudah masuk formasi Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Dalam catatan Depdiknas, guru bantu yang siap diangkat mencapai 163.565 orang yang merupakan bagian dari formasi pengangkatan 901.607 guru hingga akhir Desember 2008. Untuk memenuhi hal itu, pemerintah memberikan toleransi sampai 2009.

''Tugas pemerintah untuk menuntaskan (pengangkatan, Red) hingga 2009 mendatang,''
janji SBY dalam puncak peringatan Hari Guru Nasional (HGN)dan HUT Ke-63 PGRI di Stadion Tennis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, kemarin (2/12). Pemerintah, tegas SBY, memberikan bukti bukan janji dengan satu kata dalam perbuatan.

Selasa, 02 Desember 2008

Kuliah Online Ustadz Mansyur

Banyak yang mau berubah, tapi memilih jalan mundur. Andakah orangnya? Satu hari saya jalan melintas di satu daerah.. Tetidur di dalam mobil. Saat terbangun, ada tanda pom bensin sebentar lagi. Saya pesen ke supir saya: "Nanti di depan ke kiri ya".

"Masih banyak, Pak Ustadz".

Saya paham. Supir saya mengira saya pengen beli bensin. Padahal bukan. Saya pengen pipis. Begitu berhenti dan keluar dari mobil, ada seorang sekuriti.

"PakUstadz!" . Dari jauh ia melambai dan mendekati saya. Saya menghentikan langkah. Menunggu beliau. "Pak Ustadz, alhamdulillah nih bisa ketemu Pak Ustadz. Biasanya kan hanya melihat di TV saja...". Saya senyum aja. Ga ke-geeran, insya Allah, he he he.

"Saya ke toilet dulu ya".

"Nanti saya pengen ngobrol boleh Ustadz?"

"Saya buru-buru loh. Tentang apaan sih?"

"Saya bosen jadi satpam Pak Ustadz".

Sejurus kemudian saya sadar, ini Allah pasti yang "berhentiin" saya. Lagi enak-enak tidur di perjalanan, saya terbangun pengen pipis. Eh nemu pom bensin. Akhirnya ketemu sekuriti ini. Berarti barangkali saya kudu bicara dengan dia. Sekuriti ini barangkali "target operasi" dakwah hari ini. Bukan jadwal setelah ini. Begitu pikir saya. Saya katakan pada sekuriti yang mulia ini, "Ok, ntar habis dari toilet ya".

*******

"Jadi, pegimana? Bosen jadi satpam? Emangnya ga gajian?", tanya saya membuka percakapan. Saya mencari warung kopi, untuk bicara-bicara dengan beliau ini. Alhamdulillah ini pom bensin bagus banget. Ada minimart nya yang dilengkapi fasilitas ngopi-ngopi ringan.

"Gaji mah ada Ustadz. Tapi masa gini-gini aja?"

"Gini-gini aja itu, kalo ibadahnya gitu-gitu aja, ya emang udah begitu. Distel kayak apa juga, agak susah buat ngerubahnya" .

"Wah, ustadz langsung nembak aja nih".

Saya meminta maaf kepada sekuriti ini umpama ada perkataan saya yang salah. Tapi umumnya begitu lah manusia. Rizki mah mau banyak, tapi sama Allah ga mau mendekat. Rizki mah mau nambah, tapi ibadah dari dulu ya begitu-begitu saja. "Udah shalat ashar?"

"Barusan Pak Ustadz. Soalnya kita kan tugas. Tugas juga kan ibadah, iya ga? Ya saya pikir sama saja".

"Oh, jadi ga apa-apa telat ya? Karen a situ pikir kerja situ adalah juga ibadah?"

Sekuriti itu senyum aja. Disebut jujur mengatakan itu, bisa ya bisa tidak. Artinya, sekuriti itu bisa benar-benar menganggap kerjaannya ibadah, tapi bisa juga ga. Cuma sebatas omongan doangan. Lagian, kalo nganggap kerjaan-kerjaan kita ibadah, apa yang kita lakukan di dunia ini juga ibadah, kalau kita niatkan sebagai ibadah. Tapi, itu ada syaratnya. Apa syaratnya? Yakni kalau ibadah wajibnya, tetap nomor satu. Kalau ibadah wajibnya nomor tujuh belas, ya disebut bohong dah tuh kerjaan adalah ibadah. Misalnya lagi, kita niatkan usaha kita sebagai ibadah, boleh ga? Bagus malah. Bukan hanya boleh. Tapi kemudian kita menerima tamu sementara Allah datang. Artinya kita menerima tamu pas waktu shalat datang, dan kemudian kita abaikan shalat, kita abaikan Allah, maka yang demikian masihkah pantas disebut usaha kita adalah ibadah? Apalagi kalau kemudian hasil kerjaan dan hasil usaha, buat Allah nya lebih sedikit ketimbang buat kebutuhan-kebutuhan kita. Kayaknya perlu dipikirin lagi tuh sebutan-sebutan ibadah.

"Disebut barusan itu maksudnya jam setengah limaan ya? Saya kan baru jam 5 nih masuk ke pom bensin ini", saya mengejar. "Ya, kurang lebih dah".

Saya mengingat diri saya dulu yang dikoreksi oleh seorang faqih, seorang 'alim, bahwa shalat itu kudu tepat waktu. Di awal waktu. Tiada disebut perhatian sama Yang Memberi Rizki bila shalatnya tidak tepat waktu. Aqimish shalaata lidzikrii, dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Lalu, kita bersantai-santai dalam mendirikan shalat. Entar-entaran. Itu kan jadi sama saja dengan mengentar-entarkan mengingat Allah. Maka lalu saya ingatkan sekuriti yang entahlah saya merasa he is the man yang Allah sedang berkenan mengubahnya dengan mempertemukan dia dengan saya.

"Gini ya Kang. Kalo situ shalatnya jam setengah lima , memang untuk mengejar ketertinggalan dunia saja, jauh tuh. Butuh perjalanan satu setengah jam andai ashar ini kayak sekarang, jam tiga kurang dikit. Bila dalam sehari semalam kita shalat telat terus, dan kemudian dikalikan sejak akil baligh, sejak diwajibkan shalat, kita telat terus, maka berapa jarak ketertinggalan kita tuh? 5x satu setengah jam, lalu dikali sekian hari dalam sebulan, dan sekian bulan dalam setahun, dan dikali lagi sekian tahun kita telat. Itu baru telat saja, belum kalo ketinggalan atau kelupaan, atau yang lebih bahayanya lagi kalau bener-benar lewat tuh shalat? Wuah, makin jauh saja mestinya kita dari senang".

Saudara-saudaraku Peserta KuliahOnline, percakapan ini kurang lebih begitu. Mudah-mudahan sekuriti ini paham apa yang saya omongin. Dari raut mukanya, nampaknya ia paham. Mudah-mudahan demikian juga saudara-saudara ya? He he he. Belagu ya saya? Masa omongan cetek begini kudu nanya paham apa engga sama lawan bicara? Saya katakan pada dia. Jika dia alumni SMU, yang selama ini telat
shalatnya, maka kawan-kawan selitingnya mah udah di mana, dia masih seperti diam di tempat. Bila seseorang membuka usaha, lalu ada lagi yang buka usaha, sementara yang satu usahanya maju, dan yang lainnya sempit usahanya, bisa jadi sebab ibadah yang satu itu bagus sedang yang lain tidak. Dan saya mengingatkan kepada peserta KuliahOnline untuk tidak menggunakan mata telanjang untuk mengukur kenapa si Fulan tidak shalat, dan cenderung jahat lalu hidupnya seperti penuh berkah? Sedang si Fulan yang satu yang rajin shalat dan banyak kebaikannya, lalu hidupnya susah. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanya an seperti ini cukup kompleks. Tapi bisa diurai satu satu dengan bahasa-bahasa kita, bahasa-bahasa kehidupan yang cair dan dekat dengan fakta. Insya Allah ada waktunya pembahasan yang demikian.

Kembali kepada si sekuriti, saya tanya, "Terus, mau berubah?"

"Mau Pak Ustadz. Ngapain juga coba saya kejar Pak Ustadz nih, kalo ga serius?"

"Ya udah, deketin Allah dah. Ngebut ke Allah nya".

"Ngebut gimana?"

"Satu, benahin shalatnya. Jangan setengah lima -an lagi shalat asharnya. Pantangan telat. Buru tuh rizki dengan kita yang datang menjemput Allah. Jangan sampe keduluan Allah".

Si sekuriti mengaku mengerti, bahwa maksudnya, sebelum azan udah standby di atas sajadah. Kita ini pengen rizkinya Allah, tapi ga kenal sama Yang Bagi-bagiin rizki. Contohnya ya pekerja-pekerja di tanah air ini.. Kan aneh. Dia pada kerja supaya dapat gaji. Dan gaji itu rizki. Tapi giliran Allah memanggil, sedang Allah lah Tuhan yang sejatinya menjadikan seseorang bekerja, malah kelakuannya seperti ga menghargai Allah. Nemuin klien, rapih, wangi, dan persiapannya masya Allah. Eh, giliran ketemu Allah, amit-amit pakaiannya, ga ada persiapan, dan tidak segan-segan menunjukkan wajah dan fisik lelahnya. Ini namanya ga kenal sama Allah.

"Yang kedua," saya teruskan. "Yang kedua, keluarin sedekahnya".

Saya inget betul. Sekuriti itu tertawa. "Pak Ustadz, pegimana mau sedekah, hari gini aja nih, udah pada habis belanjaan. Hutang di warung juga terpaksa dibuka lagi,. Alias udah mulai ngambil dulu bayar belakangan".

"Ah, ente nya aja kali yang kebanyakan beban. Emang gajinya berapa?"

"Satu koma tujuh, Pak ustadz".

"Wuah, itu mah gede banget. Maaf ya, untuk ukuran sekuriti, yang orang sering sebut orang kecil, itu udah gede".

"Yah, pan kudu bayar motor, bayar kontrakan, bayar susu anak, bayar ini bayar itu. Emang ga cukup Pak ustadz".

"Itu kerja bisa gede, emang udah lama kerjanya?"

"Kerjanya sih udah tujuh taon. Tapi gede gaji bukan karena udah lama kerjanya. Saya ini kerjanya pagi siang sore malem, ustadz".

"Koq bisa?"

"Ya, sebab saya tinggal di mess. Jadi dihitung sama bos pegimana gitu sampe ketemu angka 1,7jt".

"Terus, kenapa masih kurang?"

"Ya itu, sebab saya punya tanggungan banyak".

"Secara dunianya, lepas aja itu tanggungan. Kayak motor. Ngapain juga ente kredit motor? Kan ga perlu?"

"Pengen kayak orang-orang Pak Ustadz".

"Ya susah kalo begitu mah. Pengen kayak orang-orang, motornya. Bukan ilmu dan ibadahnya. Bukan cara dan kebaikannya. Repot".

Sekuriti ini nyengir. Emang ini motor kalo dilepas, dia punya 900 ribu.Rupanya angsuran motornya itu 900 ribu. Ga jelas tuh darimana dia nutupin kebutuhan dia yang lain. Kontrakan saja sudah 450 ribu sama air dan listrik. Kalo ngelihat keuangan model begini, ya nombok dah jadinya.

"Ya udah, udah keterlanjuran ya? Ok. Shalatnya gimana? Mau diubah?"

"Mau Ustadz. Saya benahin dah".

"Bareng sama istri ya. Ajak dia. Jangan sendirian. Ibarat sendal, lakukan berdua. Makin cakep kalo anak-anak juga dikerahin.. Ikutan semuanya ngebenahin shalat".

"Siap ustadz".

"Tapi sedekahnya tetap kudu loh".

"Yah Ustadz. Kan saya udah bilang, ga ada".

"Sedekahin aja motornya. Kalo engga apa keq".

"Jangan Ustadz. Saya sayang-sayang ini motor. Susah lagi belinya. Tabungan juga ga ada. Emas juga ga punya".

Sekuriti ini berpikir, saya kehabisan akal untuk nembak dia. Tapi saya akan cari terus. Sebab tanggung. Kalo dia hanya betulin shalatnya saja, tapi sedekahnya tetap ga keluar, lama keajaiban itu akan muncul. Setidaknya menurut ilmu yang saya dapat. Kecuali Allah berkehendak lain. Ya lain soal itu mah. Sebentar kemudian saya bilang sama ini sekuriti, "Kang, kalo saya unjukin bahwa situ bisa sedekah, yang besar lagi sedekahnya, situ mau percaya?". Si sekuriti mengangguk. "Ok, kalo sudah saya tunjukkan, mau ngejalanin?" . Sekuriti ini ngangguk lagi. "Selama saya bisa, saya akan jalanin," katanya, manteb.

"Gajian bulan depan masih ada ga?"

"Masih. Kan belum bisa diambil?"

"Bisa. Dicoba dulu".

"Entar bulan depan saya hidup pegimana?"

"Yakin ga sama Allah?"

"Yakin".

"Ya kalo yakin, titik. Jangan koma. Jangan pake kalau".

Sekuriti ini saya bimbing untuk kasbon. Untuk sedekah. Sedapetnya. Tapi usahakan semua. Supaya bisa signifikan besaran sedekahnya. Sehingga perubahannya berasa. Dia janji akan ngebenahin mati-matian shalatnya. Trmasuk dia akan polin shalat taubatnya, shalat hajatnya, shalat dhuha dan tahajjudnya. Dia juga janji akan rajinin di waktu senggang untuk baca al Qur'an. Perasaan udah lama banget dia emang ga lari kepada Allah. Shalat Jum'at aja nunggu komat, sebab dia sekuriti. Wah, susah dah. Dan itu dia aminin. Itulah barangkali yang sudah membuat Allah mengunci mati dirinya hanya menjadi sekuriti sekian tahun, padahal dia Sarjana Akuntansi! Ya, rupanya dia ini Sarjana Akuntansi. Pantesan juga dia ga betah dengan posisinya sebagai sekuriti. Ga kena di hati. Ga sesuai sama rencana. Tapi ya begitu dah hidup.. Apa boleh buta, eh, apa boleh buat. Yang penting kerja dan ada gajinya. Bagi saya sendiri, ga mengapa punya banyak keinginan. Asal keinginan itu keinginan yang diperbolehkan, masih dalam batas-batas wajar. Dan ga apa-apa juga memimpikan sesuatu yang belom kesampaian sama kita. Asal apa? Asal kita barengin dengan peningkatan ibadah kita. Kayak sekarang ini, biarin aja harga barang pada naik. Ga usah kuatir. Ancem aja diri, agar mau menambah ibadah-ibadahnya. Jangan malah berleha-leha. Akhirnya hidup kemakan dengan tingginya harga,. Ga kebagian.

*******

Sekuriti ini kemudian maju ke atasannya, mau kasbon. Ketika ditanya buat apa? Dia nyengir ga jawab. Tapi ketika ditanya berapa? Dia jawab, Pol. Satu koma tujuh. Semuanya.
"Mana bisa?" kata komandannya.

"Ya Pak, saya kan ga pernah kasbon. Ga pernah berani. Baru ini saya berani".

Komandannya terus mengejar, buat apa? Akhirnya mau ga mau sekuriti ini jawab dengan menceritakan pertemuannya dengan saya. Singkat cerita, sekuriti ini direkomendasikan untuk ketemu langsung sama ownernya ini pom bensin.. Katanya, kalau pake jalur formal, dapet kasbonan 30% aja belum tentu lolos cepet. Alhamdulillah, bos besarnya menyetujui. Sebab komandannya ini ikutan merayu, "Buat sedekah katanya Pak", begitu kata komandannya.

Subhaanallaah, satu pom bensin itu menyaksikan perubahan ini. Sebab cerita si sekuriti ini sama komandannya, yang merupakan kisah pertemuannya dengan saya, menjadi kisah yang dinanti the end story nya. Termasuk dinanti oleh bos nya. "Kita coba lihat, berubah ga tuh si sekuriti nasibnya", begitu lah pemikiran kawan-kawannya yang tahu bahwa si sekuriti ini ingin berubah bersama Allah melalui jalan shalat dan sedekah. Hari demi hari, sekuriti ini dilihat sama kawan-kawannya rajin betul shalatnya. Tepat waktu terus. Dan lumayan istiqamah ibadah-ibadah sunnahnya. Bos nya yang mengetahui hal ini, senang. Sebab tempat kerjanya jadi barokah dengan adanya orang yang mendadak jadi saleh begini. Apalagi kenyataannya si sekuriti ga mengurangi kedisiplinan kerjaannya..

Malah tambah cerah muka nya. Sekuriti ini mengaku dia cerah, sebab dia menunggu janjinya Allah. Dan dia tahu janji Allah pastilah datang. Begitu katanya, menantang ledekan kawan-kawannya yang pada mau ikutan rajin shalat dan sedekah, asal dengan catatan dia berhasil dulu.
Saya ketawa mendengar dan menuliskan kembali kisah ini. Bukan apa-apa, saya demen ama yang begini. Sebab insya Allah, pasti Allah tidak akan tinggal diam. Dan barangkali akan betul-betul mempercepat perubahan nasib si sekuriti. Supaya benar-benar menjadi tambahan uswatun hasanah bagi yang belum punya iman. Dan saya pun tersenyum dengan keadaan ini, sebab Allah pasti tidak akan mempermalukannya juga, sebagaimana Allah tidak akan mempermalukan si sekuriti.
Suatu hari bos nya pernah berkata, "Kita lihatin nih dia. Kalo dia ga kasbon saja, berarti dia berhasil. Tapi kalo dia kasbon, maka kelihatannya dia gagal. Sebab buat apa sedekah 1 bulan gaji di depan yang diambil di muka, kalau kemudian kas bon. Percuma".

Tapi subhaanallah, sampe akhir bulan berikutnya, si sekuriti ini ga kasbon.

Berhasil kah?

Tunggu dulu. Kawan-kawannya ini ga melihat motor besarnya lagi. Jadi, tidak kasbonnya dia ini, sebab kata mereka barangkali aman sebab jual motor. Bukan dari keajaiban mendekati Allah. Saatnya ngumpul dengan si bos, ditanyalah si sekuriti ini sesuatu urusan yang sesungguhnya adalah rahasia dirinya.
"Bener nih, ga kasbon? Udah akhir bulan loh. Yang lain bakalan gajian. Sedang situ kan udah diambil bulan kemaren".

Sekuriti ini bilang tadinya sih dia udah siap-siap emang mau kasbon kalo zsampe pertengahan bulan ini ga ada tanda-tanda. Tapi kemudian cerita si sekuriti ini benar-benar bikin bengong orang pada. Sebab apa? Sebab kata si sekuriti, pasca dia benahin shalatnya, dan dia sedekah besar yang belum pernah dia lakukan seumur hidupnya, yakni hidupnya di bulan depan yang dia pertaruhkan, trjadi keajaiban. Di kampung, ada transaksi tanah, yang melibatkan dirinya. Padahal dirinya ga trlibat secara fisik. Sekedar memediasi saja lewat sms ke pembeli dan penjual. Katanya, dari transaksi ini, Allah persis mengganti 10x lipat. Bahkan lebih. Dia sedekah 1,7jt gajinya. Tapi Allah mengaruniainya komisi penjualan tanah di kampungnya sebesar 17,5jt. Dan itu trjadi begitu cepat. Sampe-sampe bulan kemaren juga belum selesai. Masih tanggalan bulan kemaren, belum berganti bulan. Kata si sekuriti, sadar kekuatannya ampe kayak gitu, akhirnya dia malu sama Allah. Motornya yang selama ini dia sayang-sayang, dia jual Uangnya melek-melek buat sedekah. Tuh motor dia pake buat ngeberangkatin satu-satunya ibunya yang masih hidup. Subhaanallaah kan ? Itu jual motor, kurang. Sebab itu motor dijual cepat harganya ga nyampe 13 juta. Tapi dia tambahin 12 juta dari 17jt uang cash yang dia punya. Sehingga ibunya punya 25 juta. Tambahannya dari simpenan ibunya sendiri. Si sekuriti masih bercerita, bahwa dia merasa aman dengan uang 5 juta lebihan transaksi. Dan dia merasa ga perlu lagi motor. Dengan uang ini, ia aman. Ga perlu kasbon. Mendadak si bos itu yang kagum. Dia lalu kumpulin semua karyawannya, dan menyuruh si sekuriti ini bercerita tentang keberkahan yang dilaluinya selama 1 bulan setengah ini.
Apakah cukup sampe di situ perubahan yang trjadi pada diri si sekuriti? Engga. Si sekuriti ini kemudian diketahui oleh owner pom bensin tersebut sebagai sarjana S1 Akuntansi. Lalu dia dimutasi di perusahaan si owner yang lain, dan dijadikan staff keuangan di sana . Masya Allah, masya Allah, masya Allah. Berubah, berubah, berubah.
Saudara-saudaraku sekalian.. Cerita ini bukan sekedar cerita tentang Keajaiban Sedekah dan Shalat saja. Tapi soal tauhid. soal keyakinan dan iman seseorang kepada Allah, Tuhannya. Tauhid, keyakinan, dan imannya ini bekerja menggerakkan dia hingga mampu berbuat sesuatu. Tauhid yang menggerakkan! Begitu saya mengistilahkan. Sekuriti ini mengenal Allah. Dan dia baru sedikit mengenal Allah. Tapi lihatlah, ilmu yang sedikit ini dipake sama dia, dan diyakini. Akhirnya? Jadi! Bekerja penuh buat perubahan dirinya, buat perubahan hidupnya. Subhaanallaah, masya Allah.

Mengalah untuk menang

Saat ini ditengah kondisi Kompetisi yang sangat ketat, semua orang berlomba untuk menjadi pemenang, walau dengan cara apapun, hal ini baik kita berkompetisi, tetapi terkadang ketika kompetisi dimulai, kita menyiapkan mental untuk berani Menang, lalu bagaimana jika sebaliknya yang terjadi kita kalah, yang banyak terlihat jika kita mengalami kekalahan kita akan berbuat merusak, dan tidak dapat menerima kenyataan bahwa kita kalah.

Dalam Zaman persaingan yang ketat, kita boleh persaingan yang sangat dan ketat Namun, yang membuat saat hasil akhir telah kita dapat dan kita kalah, kita harus berani mengakui kekalahaan kita, meski saat proses itu terlihat persaingan yang ketat, tapi di akhirkita harus berani mengakui kemenangan lawan kita, dari kekalahan ini kita bisa memulai kembali dengan mengevaluasi tentang penyebab kekalahan, bukan berusaha dengan cara-cara tidak baik untuk tetap menang, dan sesuatu yang dipaksakan dengan cara tidak baik akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik juga.

Masih banyak dari kita yang lebih mendahulukan nafsu pribadinya dalam hal kalah menang ini. Walhasil, kita ini kurang bisa menerima kekalahan yang harus diterima terima. kita hanya menyiapkan mental untuk siap menang, tapi sama sekali tak siap menerima kekalahan. Memang lebih sulit menerima kekalahan bila tidak ada kesiapan untuk kalah. malah mungkin kata kalah tidak terpikirkan.

Perlu kita sadari Kekalahan-kekalahan, datang dan menjadi elemen tak terpisahkan dari kehidupan. Bahkan bukan hanya menjadi begian tak terpisahlan, kekalahan-kekalahan adalah kehidupan itu sendiri. Dengan mengalami kekalahan kita pasti akan merasakan Manisnya kemenangan.

Dari kehidupan pribadi saya, ketika saya melamar pekerjaan samapai posisi saat ini pun mungkin sudah 1000 pil kekalahan yang saya telan, sebelum akhirnya saya mendapatkan apa yang saya mimpikan dan inginkan, ingat kesuksesan dan kemenangan adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus, bukan dari proses instan dari perjuangan kita. Berani menerima kekalahan adalah suatu pengalaman yang baik untuk kita bisa melangkah lebih baik lagi.

Apakah anda seorang manusia yang Unggul...? suatu pertanyaan konyol bukan, tetapi karena anda berani menjadi manusia, berarti anda harus berani untuk bertahan hidup, serta berani berjuang untuk menjadi pribadi yang unggul, Berani menjadi pribadi unggul harus berani berjuang, berani berjuang konsekuensinya adalah berani kalah, Jadi kepribadian yang unggul itu berani kalah, tetapi kalah bukan untuk terpuruk, tetapi kalah yang membangkitkan semangat yang lebih membara.

Kalah bukan akhir dari segala-galanya, kekalahan adalah suatu momentum kita untuk bisa bangkit dan maju, jadi berani berjuang, berani menang, juga berani kalah, dan kita akan menjadi pribadi yang luar biasa, dan banyak pelajaran yang kita ambil dari kekalahan, di banding dari kemenangan, jadi menang itu biasa, berani kalah itu luar biasa... berani kalah adalah sebuah langkah awal kita menjadi sukses...