Selasa, 09 Desember 2008

NLP - Karet Gelang

Suatu kali saya membutuhkan karet gelang, Satu saja. Shampoo yang akan saya bawa tutupnya sudah rusak. Harus dibungkus lagi dengan plastik lalu diikat dengan karet gelang. Kalau tidak bisa berabe. Isinya bisa tumpah ruah mengotori seisi tas. Tapi saya tidak menemukan satu pun karet gelang. Di lemari tidak ada. Di gantungan-gantungan baju tidak ada. Di kolong-kolong meja juga tidak ada.

Saya jadi kelabakan. Apa tidak usah bawa shampoo, nanti saja beli di jalan.Tapi mana sempat, waktunya sudah mepet. Sudah ditunggu yang jemput lagi. Akhirnya saya coba dengan tali kasur, tidak bisa. Dipuntal-puntal pakai kantong plastik, juga tidak bisa. Waduh, karet gelang yang biasanya saya buang-buang, sekarang malah bikin saya bingung. Benda kecil yang sekilas tidak ada artinya, tiba-tiba menjadi begitu penting.



Saya jadi teringat pada seorang teman waktu di Yogyakarta dulu. Dia tidak
menonjol, apalagi berpengaruh. Sungguh, Sangat biasa-bisa saja. Dia hanya
bisa mendengarkan saat orang-orang lain ramai berdiskusi. Dia hanya bisa
melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Itu pun kadang-kadang salah,
Kemampuan dia memang sangat terbatas.

Tetapi dia sangat senang membantu orang lain; entah menemani pergi,
membelikan sesuatu, atau mengeposkan surat. Pokoknya apa saja asal membantu
orang lain, ia akan kerjakan dengan senang hati. Itulah sebabnya kalau dia
tidak ada, kami semua, teman-temannya, suka kelabakan juga. Pernah suatu
kali acara yang sudah kami persiapkan gagal, karena dia tiba-tiba harus
pulang kampung untuk suatu urusan.

Di dunia ini memang tidak ada sesuatu yang begitu kecilnya, sehingga sama
sekali tidak berarti. Benda yang sesehari dibuang-buang pun, seperti karet
gelang, pada saatnya bisa menjadi begitu penting dan merepotkan.

Mau bukti lain? Tanyakanlah pada setiap pendaki gunung, apa yang paling
merepotkan mereka saat mendaki tebing curam? Bukan teriknya matahari. Bukan
beratnya perbekalan. Tetapi kerikil-kerikil kecil yang masuk ke sepatu.

Karena itu, jangan pernah meremehkan apa pun. Lebih-lebih meremehkan diri
sendiri. Bangga dengan diri sendiri itu tidak salah. Yang salah kalau kita
menjadi sombong, lalu meremehkan orang lain

Sumber ; Unknown
RAHMADSYAH
Certified Master NLP Practitioner I 081511448147 I Motivator & Trauma
Therapist
www.rahmadsyah.co.cc
Back to top
Reply to sender | Reply to group | Reply via web post
Messages in this topic (1)

7.
Info Buku: NLP-New Technology for Achievement
Posted by: "Teddi Prasetya Yuliawan" tpyuliawan@gmail.com tpyuliawan
Tue Dec 9, 2008 6:30 am (PST)
Dear NLPers,

Siang tadi saya menemukan sebuah buku NLP bagus di Gramedia. Ini sebenarnya
buku lama, tulisan para trainer di NLP Comprehensive, salah satu lembaga NLP
terkemuka. Ditulis salah satunya oleh Charles Faulkner.

Buku ini bagus sekali, karena memberikan dasar pemahaman dan latihan yang
bejibun di dalamnya. Saya rekomendasikan bagi Anda yang newbie maupun
junkies di NLP.

Saya rasa ini buku diterjemahkan kembali, karena yang saya punya rupanya
beda penerbit. Dan, setelah saya lihat2 sekilas, terjemahan yang baru ini
sepertinya lebih baik dibanding yang lama. Ya, lumayan lah bagi Anda yang
sedang memulai perjalanan, menyelami samudera NLP.

Tidak ada komentar: